Kamis, 15 Desember 2011

Mutiara Sakinah --> “ROMANTIS”



~**•¨•¨•**~« cinta kepada Allah adalah puncaknya cinta. Lembahnya adalah cinta kepada sesama » ~**•¨•¨•**~

Gudang segala sifat kesempurnaan yang tiada tandingan adalah Rasulullah. Allah membimbing Baginda dengan didikan-Nya yang terbaik.
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (Q.S. Al-Qalam : 4)

Sifat sempurna itu membuat jiwa manusia merasa dekat dengan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Hati mereka mencintai baginda. Bahkan, betapa banyak yang dulunya bersikap keras berubah menjadi lembut dan akhirnya masuk Islam setelah terpanah kemuliaan akhlak serta budi Rasulullah.

Sukarnya menggambarkan kemuliaan akhlak yang dimiliki Rasulullah. Sayidatina Aisyah menisbahkan kepribadian Rasulullah dengan kitab suci Al-Qur’an.
Walaupun Rasulullah seorang panglima perang dan pemimpin tertinggi umat Islam, baginda dipenuhi kasih sayang dan romantis dengan istri-istrinya. Sunnah ini hamper dilupakan suami masa kini yang sering menggambarkan dirinya pemegang kuasa keluarga, senantiasa kelihatan bengis dan egois.

Siapalah diri kita berbanding Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam yang jauh kedudukannya lebih mulia dari segala manusia. Namun atas rasa tawadhu dan romantisnya, Baginda membuat umat yang membaca kisah cinta baginda dengan istrinya seolah sedang menghayati novel cinta romantis.

Diceritakan, Rasulullah pernah bermandi air cinta bersama istrinya. Dalam Shahih Bukhari diriwayatkan Aisyah berkata : “Aku sering mandi bersama Nabi Muhammad dari satu bejana air yang disebut al-faraq (± 15 liter)”
Perbuatan nabi mandi bersama Aisyah tanpa sebarang tabir menunjukkan ia satu sunnah terutama selepas melakukan hubungan intim bersama pasangan.

Romantic gaya Rasulullah boleh diteladani. Walaupun hidup suami istri masa kini senantiasa dibebani tugas, masih bias mengambil sunnah romantic Rasulullah bermula dari setelah keluar bekerja.
Contohnya, menghantar istri ketika hendak keluar rumah, seperti dilakukan Nabi kepada istrinya Shaffiyah binti Huyay sehingga Nabi berkata :
“Jangan terburu-buru hingga aku mengiringmu (menemani sampai ke pintu)” (Hadits Bukhari dan Muslim).

Bahkan, Nabi turut membantu sitrinya menaiki kendaraan. Shahih Bukhari dan Muslim menceritakan:
“Nabi Muhammad SAW duduk di sisi unta. Kemudian baginda menekukkan lututnya. Lalu istri baginda, Shaffiyah meletakkan kakinya di atas lutut Nabi Muhammad SAW hingga naik ke atas unta”.

Apabila waktu cui ujung minggu atau malam hari, bawalah istri berjalan-jalan. Ini bukan sekedar tips dari seorang motivator tetapi sunnah romantis dari Rasulullah bersama istrinya.
Diceritakan dalam Shahih Bukhari dan Muslim :
“Rasulullah apabila dating waktu malam, baginda berjalan bersama Aisyah dan berbincang-bincang dengannya”.

Rasulullah juga membawa Aisyah makan bersama di luar sehingga suatu ketika Nabi pernah menolak tawaran tetangganya yang berbangsa Parsia untuk makan di rumah mereka jika istrinya Aisyah tidak diundang bersama (Hadits riwayat Muslim).

Untuk menambah romantis terhadap istri, disarankan suami menyuap makanan ke mulut istrinya. Seperti dalam Shahih Bukhari dan Muslim, sabda Nani SAW yang bermaksud :
“Sesungguhnya apapun yang kamu nafkahkan, maka hal itu adalah sedekah hingga suapan yang kamu suapkan ke mulut istrimu”.

Romantic bersama suami istri ini semakin malu untuk diamalkan. Mungkin bagi yang sudah lama berkeluarga akan bertambah rasa segan memadu kasih dengan istrinya.
Tetapi jika diteliti, sebenarnya sikap romantic ini dating dari Nabi SAW. Sayang apabila lebih malu mengamalkan sunnah romantis sesudah menikah tanpa segan melakukannya sebelum ia dihalalkan.

From : Mutiara Amaly vol. 86

Tidak ada komentar:

Posting Komentar